Arumi Bachsin
Kasus
Arumi Bachsin kembali bergulir. Kali ini Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) berusaha mendengarkan dua pihak yang terkait masalah ini yaitu pihak keluarga dan juga anak. Semoga saja penyelesaian terbaik dari kasus yang berlarut-larut ini bisa segera ditemukan.
"Sampai saat ini masih pada tahapan mendengarkan, menggali dari semua pihak, keluarga, anak dan pihak terkait mencari jalan yang terbaik, baik untuk anak keluarga termasuk orang tua," ucap M Iksan, Sekretaris KPAI ketika ditemui di Kantor KPAI, Jakarta Pusat, Selasa (25/01).
KPAI mengungkapkan rasa terima kasih mereka kepada keluarga yang telah bersikap cukup kooperatif jadi keinginan
Arumi Bachsin bisa mereka mengerti. "Sehingga pertemuan kemarin, kami berterima kasih atas sikap orang tua yang akomodatif dan komunikatif. Mencoba untuk memahami apa yang KPAI jalani, sehingga juga mengerti dengan bahasa dan keinginan anaknya," tambahnya lagi.
KPAI juga menegaskan secara lembaga mereka merupakan lembaga yang kredibel dan tidak mungkin dipengaruhi pihak-pihak tertentu, apalagi seperti klaim tidak berdasar dari orang tua
Arumi Bachsin yang sempat mencurigai lembaga ini di stir oleh orang yang menculik
Arumi Bachsin.
"Kami minta keluarga, kami kan sebuah lembaga yang bekerja di bawah pemerintah yang kredibel, jadi gak mungkin dipengaruhi orang lain. Itu yang membuat keluarga bisa memahami," tegasnya.
Dalam pertemuan tersebut tampaknya keluarga artis cantik namun bermasalah ini bisa menerima apa yang disampaikan KPAI. "Kita coba menguraikan dan memberikan pilihan-pilihan. Mungkin itu yang membuat orang tua
Arumi Bachsin memahami dan menerima," tambahnya.
Melalui sekretaris mereka, KPAI menegaskan bahwa tidak ada upaya dari pihak mereka untuk merugikan keluarga
Arumi Bachsin. Jika sampai langkah yang mereka ambil terasa merugikan hal tersebut mungkin karena sistem yang ada.
"Kami tidak memaksakan ada upaya-upaya apa, tapi ketika mereka mencoba memahami langkah-langkah yang kita coba jalani. Mudah-mudahan tidak ada yang dirugikan, kalau ada yang merasa dirugikan mungkin karena sistem," tutupnya. (kpl/ato/sjw)